POTENSI DAN PERAN KREDIT DI
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PERSPEKTIF RURAL PEMBANGUNAN EKONOMI
BEDAH JURNAL ke 1
Pentingnya
keberadaan Kredit dan berperan aktif dalam penanggulangan kemiskinan melalui
pembangunan ekonomi terutama di daerah pedesaan seperti penenelitian yang
dilakukan di daerah kalimantan melalui pendekatan partisipatif untuk memahami penggunaan
pedesaan kelompok dan wawancara individu yang melibatkan wawancara ,
administrator , manajer dan pengguna Credit Union, perekonomian
pedesaan tersebut
masih didominasi oleh usaha - usaha mikro dan skala kecil
dengan pelaku utama buruh tani, pedagang
dan sarana produksi pertanian, pengolahan hasil pertanian dan industri rumah
tangga .
Para pelaku bisnis ini pedesaan pada umumnya masih
dihadapkan dengan masalah klasik terbatasnya ketersediaan modal. Sebagai elemen
penting dalam mendukung peningkatan standar produksi , produktivitas dan
kehidupan masyarakat pedesaan , keterbatasan modal dapat membatasi pergerakan
aktivitas sektor ekonomi pedesaan. Langkanya modal
jangka panjang dapat menjadi entry point dari siklus rantai kemiskinan pada
masyarakat pedesaan, Meskipun kemiskinan tidak dibatasi oleh aspek-aspek
faktual spasial dan sktoral , namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar
orang miskin berada di daerah pedesaan. langkanya modal pelaku ekonomi pedesaan
biasanya mencari tambahan modal dari berbagai sumber , baik dari lembaga
keuangan formal dan lembaga keuangan non - formal.
Pelaku ekonomi yang lemah di ibukota pedesaan telah
diakui oleh pemerintah untuk mendorong pemerintah untuk meluncurkan beberapa
program kredit ditargetkan untuk petani dan pengusaha mikro. Walaupun
pemerintah telah menerapkan berbagai program pinjaman , tapi prestasi masih
belum melihat hasil seperti yang diharapkan . Ada indikasi bahwa kinerja kredit
dari program ini adalah tidak memuaskan terutama di lembaga-lembaga keuangan
sebagai pelaksana , yang dapat dilihat dari tiga aspek :
(1) rendahnya tingkat pengembalian pinjaman
(2) petugas moralitas rendah eksekutif dan
(3) tingkat rendah mobilisasi dana masyarakat .
Kelemahan bukanlah konsekuensi melanjutkan lembaga
keuangan yang terbentuk setelah program selesai.
Pertumbuhan dan perkembangan Lembaga Keuangan Mikro ( LKM
) di Indonesia sudah berkembang sejak lama dan telah menjadi subjek ahli dan
praktisi ekonomi sosial Lembaga Keuangan Mikro selalu dikaitkan dengan upaya
pengentasan kemiskinan . Menurut definisi yang digunakan dalam KTT Kredit Mikro
( 1997) dalam Wijono ( 2004) , program pinjaman kredit mikro adalah sejumlah
kecil kepada orang miskin untuk membiayai kegiatan produktif yang ia lakukan
sendiri untuk menghasilkan pendapatan , yang memungkinkan mereka untuk merawat
diri dan keluarga mereka .
Lembaga keuangan yang terlibat dalam penyaluran kredit
mikro umumnya disebut Lembaga Keuangan Mikro ( LKM ) . Bank Pembangunan Asia (
ADB ) mendefinisikan LKM sebagai lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan
kredit, transaksi pembayaran dan layanan transfer uang ditujukan untuk
pengusaha miskin dan kecil .
Meskipun ada banyak definisi keuangan mikro , tetapi
secara umum ada tiga unsur penting dari berbagai definisi :
Pertama, ia menyediakan berbagai jenis jasa keuangan
Kedua, melayani hidup orang miskin, keuangan mikro dan
berkembang pada mulanya adalah untuk melayani orang-orang yang terpinggirkan
oleh sistem keuangan formal yang ada sehingga memiliki karakteristik konstituen
yang khas
Ketiga, menggunakan prosedur dan mekanisme yang
kontekstual dan fleksibel
( Krishnamurti, 2005).
( Krishnamurti, 2005).
Bank Indonesia hanya membagi LKM menjadi dua kategori ,
yaitu LKM bank yang nyata dan non-bank. Banyak pihak percaya bahwa Credit Union
yang merupakan salah satu bentuk LKM sebagai alat pembangunan yang efektif
untuk mengentaskan kemiskinan karena layanan keuangan memungkinkan rumah tangga
berpendapatan rendah dan kecil untuk memanfaatkan peluang ekonomi , membangun
aset dan mengurangi kerentanan terhadap guncangan eksternal . Sehingga Credit
Union menjadi alat penting untuk mencapai pembangunan dalam tiga hal
sekaligus yaitu :
- menciptakan lapangan kerja
- meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan
Modal yang digunakan berasal dari masyarakat oleh
masyarakat dan untuk masyarakat . Dalam faktual , credit union layanan di
Kalimantan telah menunjukkan keberhasilan , ditandai oleh beberapa indikator ,
dan beberapa perubahan seperti peningkatan partisipasi pendidikan anak - anak ,
peningkatan pendapatan dan aset rumah tangga meningkat .
Demikian pula , dalam hal sumber daya manusia ( SDM ) yang terlibat dalam Credit Union , meskipun awalnya didorong hanya oleh segelintir orang, tetapi dalam perkembangannya mengalami peningkatan yang sangat pesat. Indikator keberhasilan ditunjukkan oleh perkembangan jumlah anggota, pengembangan aset dan dana yang diserap. Dana disalurkan melalui pinjaman kepada publik sampai Desember 2009 mencapai Rp . 2.409.205.270.278 , - dan ada kecenderungan meningkat. Jumlah simpanan anggota sampai akhir Desember 2009 mencapai Rp . 2.841.269.831.269
Demikian pula , dalam hal sumber daya manusia ( SDM ) yang terlibat dalam Credit Union , meskipun awalnya didorong hanya oleh segelintir orang, tetapi dalam perkembangannya mengalami peningkatan yang sangat pesat. Indikator keberhasilan ditunjukkan oleh perkembangan jumlah anggota, pengembangan aset dan dana yang diserap. Dana disalurkan melalui pinjaman kepada publik sampai Desember 2009 mencapai Rp . 2.409.205.270.278 , - dan ada kecenderungan meningkat. Jumlah simpanan anggota sampai akhir Desember 2009 mencapai Rp . 2.841.269.831.269
Keberlanjutan Credit Union dipengaruhi antara lain oleh :
(1) kemampuan sumber daya manusia ( SDM ) administrator
dan manajer
(2) Credit Union dukungan dari faktor eksternal yang
meliputi membayar hukum bagi upaya pengembangan credit union.
RUU - UU Lembaga Keuangan Mikro yang masih dalam
perdebatan , dan ada kekhawatiran Hukum - Hukum seperti membatasi ruang lingkup
layanan Lembaga Keuangan Mikro kepada publik. Pengembangan Credit Union untuk
sektor pertanian di samping harus tetap didasarkan pada prinsip - prinsip
operasional kelembagaan sehingga harus dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut :
1 . Mengatur kelompok pertama calon sasaran , antara lain
, terkait dengan keberadaannya sebagai kelompok setidaknya dalam dua tahun
terakhir
2 . Kelompok terpilih yang memenuhi kriteria , dipilih
oleh co-location .
3 . Dari seleksi ini menghasilkan kelompok sasaran yang
layak bergerak di bidang jasa keuangan .
4 . Memulai penguatan pencairan dana dan pemanfaatan
kelompok modal ventura
5 . Memberikan bimbingan dan asistenasi terhadap kegiatan
kelompok
6 . Mendorong kegiatan kelompok terhadap pengelolaan
Credit Union(sustainable)
7 . Melakukan pelatihan untuk semua administrator ,
manajer atau anggota pengguna
dengan materi pelatihan tidak hanya untuk meningkatkan
kemampuan Credit Union , tetapi juga pelatihan pengembangan bisnis dukungan di
sektor pertanian .
Namun Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha di sektor pertanian kurang dilirik oleh Uni Credit , dengan alasan risiko tinggi , kecepatan aliran kas lambat dan lain - lain .
Namun Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha di sektor pertanian kurang dilirik oleh Uni Credit , dengan alasan risiko tinggi , kecepatan aliran kas lambat dan lain - lain .
Hal yang diterapkan dalam membangun serikat kredit adalah
sektor pertanian pada dasarnya hanya dapat dilakukan dengan mengaokomodasi
beberapa pola yang telah dikembangkan untuk membuat penyesuaian yang berkaitan
dengan pertanian seperti karakteristik sebagai berikut :
1 . pendekatan kelompok
2 . Ekspansi kredit target pengguna
3 . Pemilihan calon pengguna kredit
4 . Volume batas kredit
5 . Tingkat bunga pinjaman
6 . pembayaran hipotek
7 . Mentoring dan monitoring
8 . latihan
KESIMPULAN
1. Kegiatan dalam perekonomian pedesaan didominasi oleh usaha apa dan siapa saja para pelakunya? Di dominasi oleh usaha mikro dan skala kecil dengan pelaku utama para petani, buruh tani, pedagang dan sarana produksi pertanian, pengolahan hasil pertanian dan industri rumah tangga.
1. Kegiatan dalam perekonomian pedesaan didominasi oleh usaha apa dan siapa saja para pelakunya? Di dominasi oleh usaha mikro dan skala kecil dengan pelaku utama para petani, buruh tani, pedagang dan sarana produksi pertanian, pengolahan hasil pertanian dan industri rumah tangga.
2. Mengapa Credit Union di akui keberadaannya
oleh masyarakat? Karena Credit Union mengakui keberadaan masyarakat memiliki
peran strategis sebagai kegiatan ekonomi masyarakat perantara.
3. Bagaiman dengan layanan faktual Credit
Union? telah menunjukkan keberhasilan di tandai oleh beberapa indikator dan
beberapa perubahan seperti peningkatan pendapatan, asset rumah tangga
meningkat.
4. Provinsi manakah Credit Union dikembangkan
kepada masyarakat? Dan berapa jumlah wilayah layanan Credit Union? Di Provinsi
Kalimantan Barat, dengan jumlah wilayah layanan ke 45 CU ( kecamatan).
5. Strategis Langkah Inisiasi Credit Union
untuk sektor pertanian melalui beberapa tahapan, tahapan apa saja untuk memulai
pembentukan dan pengembangannya?
(1) . Mengatur kelompok pertama calon sasaran
, antara lain , terkait dengan keberadaannya sebagai kelompok setidaknya dalam
dua tahun terakhir,
(2) . Kelompok terpilih yang memenuhi kriteria
, dipilih oleh co-location,
(3) . Dari seleksi ini menghasilkan kelompok
sasaran yang layak bergerak di bidang jasa keuangan,
(4) . Memulai penguatan pencairan dana dan
pemanfaatan kelompok modal ventura,
(5) . Memberikan bimbingan dan asistenasi
terhadap kegiatan kelompok,
(6) . Mendorong kegiatan kegiatan kelompok
terhadap pengelolaan Credit Union (sustainable ),
(7) . Melakukan pelatihan untuk semua
administrator , manajer atau anggota pengguna dengan materi pelatihan tidak
hanya untuk meningkatkan kemampuan Credit Union , tetapi juga pelatihan
pengembangan bisnis dukungan di sektor pertanian .
REFERENSI
[1] Ashari . 2008. Potensi Lembaga Keuangan Mikro ( LKM ) dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan dan Kebijakan Pembangunan . Analisis Kebijakan Pertanian Volume 4 No 2 : 146-164
[1] Ashari . 2008. Potensi Lembaga Keuangan Mikro ( LKM ) dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan dan Kebijakan Pembangunan . Analisis Kebijakan Pertanian Volume 4 No 2 : 146-164
[2] Budiantoro , S. 2003. Lembaga Keuangan
Mikro Bill : Jangan Jauhkan Dari Lembaga Keuangan Masyarakat . Jurnal Ekonomi Rakyat
. Artikel Th . Nomor II . 8 .
[3] Hendayana , Rachmat dan Bustaman ,
Sjahrul . 2007. Fenomena Lembaga Keuangan Mikro dalam Pembangunan Ekonomi
Pedesaan Perspektif . Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian . Bogor.
[4]
Lopez , Zulkarnain . 2007. Dampak Distribusi Kredit berdasarkan Credit Union
Business Kinerja Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Petani dan Petani . Jurnal Ilmu
- Ilmu Pertanian Indonesia . Edisi Khusus, No 3 : 275-284 .
[5] Martowijoyo , S. 2002. Dampak Lembaga
Pedesaan Terhadap Kinerja Sistem Perkreditan Bank . Jurnal Ekonomi Rakyat .
Artikel Th . I No 5 .
[6] Risqi , Tom . 2003. Apakah ada kontribusi
dari Kredit Mikro dalam Pemberantasan Kemiskinan . Kompas artikel surat kabar .
[7] Sumodiningrat , G. 2003. Peran Lembaga
Keuangan Mikro dalam Penanggulangan Menanggunalangi Associated Dengan Kebijakan
Otonomi Daerah . Jurnal Ekonomi Pertanian . Artikel Th . Nomor II . 1 .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar