Pendahuluan
Masalah Ekonomi di
Indonesia : Secara umum, kita
semua sudah tahu apa-apa saja yang menjadi masalah dan sumber masalah Ekonomi di
Indonesia. seperti masalah pengangguran, kemiskinan, sulitnya
kesehatan, sulitnya pendidikan, keamanan dan sebagainya. atau penyebab dari
ulah para koruptor, ulah orang-orang yang ingin menang sendiri, dan lain
sebagainya.
Namun
dalam atulisan ini kita akan lebih membahas bagaimana sebenarnya solusi untukmasalah
ekonomi Indonesia tersebut
ISI:
Dalam pemilihan presiden
8 Juli 2009 lalu para capres dan cawapres mengusung isu ekonomi dalam visi
misinya. Hal ini terlihat jelas dengan adanya pemberian porsi khusus dalam
masalah ekonomi.
Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono mengatakan
tidak akan menyerahkan perekonomian kepada pasar bebas. Akan ada campur
tangan negara. Meski tidak boleh terlalu jauh karena hal itu akan mematikan
sektor swasta.
Namun, masih hangat dalam ingatan kita. Pada tahun 1996-1998,
ketika Boediono menjabat sebagai Direktur I BI urusan analisa kredit
terkucurlah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp 400 triliun.
Belum lagi ketika Boediono menjadi Kepala Bappenas. Terkucurlah dana rekap
perbankan Rp 600 triliun.
Ironisnya para obligator BLBI justru diberikan Release and
Discharge alias dibebaskan dari masalah hukum. Akhirnya, rakyatlah yang harus
membayar hingga tahun 2032.
Pasangan Jusuf Kalla (JK) – Wiranto berkomitmen membangun
ekonomi kerakyatan. JK berjanji akan mewujudkan ekonomi mandiri yang terlepas
dari ketergantungan asing. Namun, kita pun tahu. Selama pemerintahan SBY – JK,
JK dianggap berperan banyak dalam mengarahkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang
juga tak kalah liberal. Seperti menaikkan harga BBM di atas 100% yang
jelas-jelas membebani rakyat.
Adapun pasangan Megawati – Prabowo sepakat untuk membangun
ekonomi kerakyatan. Bahkan, pasangan ini sudah berbagi tugas. Prabowo
ditugaskan menangani masalah perekonomian untuk fokus membangun ekonomi
kerakyatan dan kebangkitan ekonomi rakyat. Namun, kita pun tidak mungkin lupa
pada masa kepemimpinan Megawati pula aset-aset negara banyak dijual atas nama
privatisasi.
Apa yang para capres dan cawapres tersebut ucapkan hanyalah
sebatas wacana tanpa solusi nyata untuk mengatasi masalah ekonomi bangsa ini.
Untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri dibutuhkan ketegasan dalam menghentikan
campur tangan asing. Salah satunya dengan menutup pintu masuk campur tangan
asing itu, yaitu utang luar negeri.
Jika campur tangan asing sudah terlanjur masuk maka harus segera
dibereskan dan dibersihkan. Jika langkah ini tak pernah ditempuh, jangan pernah
berharap akan terwujudnya ekonomi Indonesia yang mandiri. Selama sistem
Kapitalisme bercokol di negeri ini maka kesejahteraan rakyat yang
dicita-citakan hanyalah mimpi.
Ekonomi yang mandiri dan pro-rakyat hanya bisa diwujudkan ketika
negeri ini mau menerapkan sistem peraturan Islam. Caranya adalah dengan
penerapan sistem perekonomian Islam yang dijalankan dalam bangunan hukum dan
sistem politik Islam secara konsisten.
Lebih dari itu menerapkan sistem Islam dalam segala aspek
kehidupan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.
PENUTUP :
PENUTUP :
Oleh karena itu saatnya Indonesia keluar dari cengkraman ekonomi
yang dinaungi Kapitalisme. Karena jelas-jelas perekonomian yang dibangun hanya
berasakan kepentingan belaka. Saatnya Indonesia bangkit dengan kembali pada
sebuah aturan mulia yaitu Islam dalam seluruh bidang kehidupan.
SUMBER:
SUMBER:
hhttp://ekonomiindonesia21.wordpress.com/2011/02/15/masalah-ekonomi-di-indonesia